top of page

Hai, Lagi dan Lagi, Bali!

  • Writer: GFlasentika
    GFlasentika
  • Mar 24, 2022
  • 4 min read

"Sama halnya dengan Jogja, akan selalu ada alasan kembali ke Bali. Kalau diingat-ingat lagi, kedatangan ke Bali sebelum ini terbilang cukup impulsif –pusing di akhir semester sebelum berkenalan dengan skripsi lalu melancong ke surga dunia. Dan entah kenapa, keimpulsifan itu yang sukses bikin aku terbang ke Bali lagi kali ini."







Bermalam di Hotel Padma Legian beberapa hari untuk mencoba sensasi WFB (Work From Bali) di minggu pertama tahun baru. Padma juga jadi pilihan menarik untuk staycation —tidak kemana-mana hanya menikmati seluruh fasilitas hotel. Aku bisa bersenang-senang di tiga kolam renang berbeda dari kolam lagoon di sekitar kamar, kolam utama di dekat restoran, dan infinity pool yang letaknya dekat dengan pantai dan tentunya jadi favoritku. Di sana juga ada area memanah yang sayang sekali baru kuketahui saat check out. Ini jadi penting banget untuk dicatat: kepo sana sini terkadang penting! Tapi, tidak begitu masalah karena tujuan utamaku adalah WFB tadi itu. Karena itu pula, hal lainnya juga tidak aku persiapkan sama sekali. Beli tiket, antigen, terbang. Betul betul impulsif. 😂



Kolom atas: infinity pool | Kolom bawah dari kiri ke kanan: main pool dan lagoon pool


Kegiatan rutin pagiku bukan morning walk di pantai. Tentunya buka laptop, sign in Zoom, dan segala halnya yang masih berhubungan dengan suasana WFB. Aku berlama-lama di restoran dengan korean garlic bread terenak yang pernah aku coba.


***


Kemudian, pindah ke sekitar pantai sampai jam makan siang. Sorenya, keimpulsifanku kambuh dengan iseng membeli bath bomb yang menurutku tidak ada apa-apanya dibandingkan produk Sens*tia yang selalu ada menemani hari-hari di Bali.




Selesai memanjakan diri sendiri dan sehari sebelum memutuskan pindah hotel, aku menemukan banyak sekali hotel atau villa yang super gemes dan terlihat sangat nyaman.


“Ah, ini akan jadi another staycation aja sih,” pikirku.


Akupun mengira akan mudah untuk dapat tempat tinggal selanjutnya di masa pandemi tapi ternyata salah. Incaranku bahkan sudah penuh sampai bulan Maret. Craaaazy! Akhirnya, aku buka-buka lagi list tempat di Bali dan akhirnya terpilihlah satu tempat di Canggu dimana aku akhirnya menghabiskan waktu sampai hari terakhir. Di Canggu, aku tinggal di the Blue Loft Canggu. Loft atau villa mungil ini sebetulnya ada juga di Seminyak tapi bangunan di Canggu lebih baru —berdasarkan informasi pemiliknya. Lagipula, aku sudah cukup puas menikmati Seminyak di tahun sebelumnya.




Unit the Blue Loft ala-ala bangunan Santorini ini bisa dipesan melalui Agoda atau Airbnb. Aku memutuskan memesan melalui Agoda namun heran tidak kunjung dapat approval (yes, kalau pesan villa dari kedua platform tadi tidak asal pesan tapi akan ada persetujuan dulu dari pemilik). Akhirnya, aku coba untuk kirim pesan ke pemilik melalui WhatsApp dan ternyata servernya error! Ini reminder lainnya juga sih, jangan terlalu pasrah kalau urusan booking. Yang ada malah hilang uang atau tidak kebagian kamar.

Tempat aku menginap ini pada akhirnya tidak terkesan jadi pelarian karena incaranku sudah fully booked. Mengapa? Karena aku merasa nyaman dari saat pertama datang. Suasananya tenang dan terasa sangat homey. Fasilitas lengkap mulai dari dapur beserta alat makan dan masak, air minum, air bersih plus peralatan mandi dari Sensatia (the best!), WiFi plus Netflix, dan ruang tidur yang spatious. Pun, ada loteng untuk aku menjemur pakaian sesudah dari pantai. Lihat selengkapnya di sini:




Oya, ngomong-ngomong soal pantai, jaraknya hanya 100 meter dari tempatku menginap. Bisa dibilang jalan kaki pun jadi sebetulnya. Tapi, aku gak melakukan itu karena Loft ini juga menyediakan free scooter (motor Scoopy) yang bikin #CangguLife lebih asik. Well, bukan hanya ke pantai, tapi stay di sini adalah keputusan yang tepat karena banyak kafe, restoran, dan gak perlu khawatir karena Ind*maret dan Alf*mart juga dekat jaraknya dari Loft.

Lokasinya betul-betul strategis. Sampai sampai aku ke sana ke mari naik motor dengan kakakku sampai 10 kilometers away. Gak terasa! 😝



Berikutnya ini adalah L'Osteria Pizza e Cucina salah satu restoran Italia di satu titik di Canggu. Aku hanya butuh keluar jalan dari tempatku menginap, berbelok ke kanan, cukup tancap gas motor sekitar 100 meter, lalu sampai. Begitu pun ketika ke gelato cafe, semacam warteg, bahkan tempat jasa laundry. Para turis tidak perlu khawatir kalau tidak bawa banyak pakaian karena jasa cuci-setrika pakaian bisa selesai dalam tiga jam.


Selebihnya, aku juga memanfaatkan ojek online untuk mencoba sate lilit dan ini highly recommended!




Siang ke sore, aku dan kakakku jalan-jalan mengitari Canggu, berhenti di satu tempat, dan lainnya. Tidak disangka, restoran Nook cukup dekat dari tempat kami. Kedatangan kami ke Bali benar-benar tanpa tujuan seolah-olah aku si anak warlok (warga lokal). Jadi, ketika menemukan tempat-tempat menarik seperti ini jadi berlipat ganda serunya.





Aku ke Milu by Nook di Jalan Berawa keesokan paginya dengan sebelumnya sudah kepo restorannya mulai buka pukul berapa. Tentu saja tujuannya supaya aku dan kakakku bisa leluasa memilih meja. Tidak sampai 10 menit dari Loft, kami sudah sampai di Nook. Aku bisa menikmati pemandangan sawah hijau dari Nook dengan ambience yang tenang dan menu makanan yang sehat dan segar.


Sore hari selalu aku habiskan di pantai –pantai di Canggu dan tiba-tiba ke daerah Nusa Dua untuk nyore di pantai Mengiat. Singkat tapi punya cerita tersendiri dari perjalananku yang lain karena kali ini itinerary tidak membersamai aku. I had lots of fun though!










Comments


Post: Blog2_Post

©2020 by Ge Flasentika. Proudly created with Wix.com

bottom of page