Haenim Sunim's Book #30dayswritingchallenge
- GFlasentika
- Mar 15, 2022
- 3 min read
Day 13: favourite book
Penulis Haenim Sunim mengajak kita berbicara tentang kehidupan yang terasa begitu cepat. Sederhananya, ia menyadarkan kita bahwa realitas yang kita masing-masing miliki hanya bagian kecil yang memang kita pilih. Dengan kata lain, kita sendiri yang menciptakan realitas kita karena tidak akan ada kenyataan tanpa adanya pemikiran dan pilihan-pilihan hidup kita. Sering sekali juga kita dengar “you are what you think” kiranya itu pula yang bisa disimpulkan dari buku ini. Dengan melatih pikiran kita untuk hanya memilih hal-hal penting dan baik saja untuk menjadi pusat kehidupan kita, maka disitulah kita menjadi bijak. Untuk setiap hal yang terjadi, setiap individu pasti memiliki respon yang berbeda-beda. Dari situ mestinya kita jadi sedikit paham bahwa yang sebetulnya yang dianggap masalah adalah bukan semata-mata rangkaian peristiwa yang ada di kehidupan kita, tapi perspektif atau pandangan kita yang menjadi sebuah masalah.
“Tsunamis are frightening not just because of the water, but also because of the objects hurled at us by the water. Tornadoes are terrifying not just because of the wind, but also because of the objects uprooted and thrown by the wind. We feel unhappy not just because something bad has happened, but also because of the swirling thoughts about what happened.”
Excerpt From: Haemin Sunim. “The Things You Can See Only When You Slow Down: How to Be Calm and Mindful in a Fast-Paced World.” Apple Books.
Coba untuk melihat setiap situasi dari berbagai sisi, karena baik buruknya sesuatu adalah sesuatu yang relatif. Di satu sisi, situasimu mungkin tidak terlalu buruk. Sedangkan di sisi lainnya bahkan terlihat cukup baik. Dengan itu, ketika perasaan atau kejadian buruk datang menghampiri, menjadi larut ke dalamnya bukan menjadi pilihan yang tepat. Langkah paling pertama adalah mengubah caramu melihat sesuatu, tidak perlu sesulit menyelesaikannya. Menyadari sesuatu terjadi adalah yang perlu kita lakukan sebelum menghadapi ‘arus’nya. Bahkan jika butuh jeda, tidak masalah untuk kita berikan satu entah cukup sebentar atau untuk beberapa lama. Beri dirimu jeda pada kehidupan untuk menjadi ada seutuhnya untuk diri sendiri. Di saat itulah, bangun kembali kepercayaan dan keberanian. Sebab, gelombang itu akan surut selama kita menyadari setiap masalah yang kemudian dengan bekerja sendiri akan memberinya ruang untuk reda dan waktu untuk hilang. Semua butuh waktu. Begitu pula saat mengambil keputusan tentang apa yang sedang kita hadapi, Haenim menyatakan tidurlah dan pakai waktumu untuk berpikir dengan bijak dan tepat. Berjalan dengan hangat matahari juga bisa membantu otak kita menghasilkan serotonin yang mampu meredakan kalut di pikiran.
Tidak mencari, tidak pula meminta orang lain menyembuhkan kita.
“Offer your comfort and listen to others. In the process of helping, you will be healed. Instead of a lottery ticket, buy some flowers for yourself and your family. If you buy flowers and place them in the living room, you will feel like a winner every time and find abundant beauty whenever you pass by the living room.”
Excerpt From: Haemin Sunim. “The Things You Can See Only When You Slow Down: How to Be Calm and Mindful in a Fast-Paced World.” Apple Books.
Haenim mengajak kita untuk bersikap selfless ketika sedang menghadapi masalah –sebagai satu cara untuk tidak menenggelamkan pikiran kita pada sumber masalah. Artinya, akan terasa amat sangat menyenangkan ketika kita membantu, yang mungkin hanya small gesture namun tidak masalah sama sekali. Yang paling berarti adalah ketika di sekeliling kita menjadi tertolong dengan sikap baik kita. Kebahagiaan itu akan teradiasi ke jiwa kita sendiri. Satu hal lainnya yang perlu selalu diingat tentang kita dan sekitar adalah kita tidak pernah berkompetisi dengan mereka, maupun diri kita sekarang. Karena kita tidak perlu segala hal yang hebat tapi setiap halnya yang sesuai –yang memang tentang kita masing-masing.
Tentu masih banyak lagi yang disampaikan melalui buku The Only Things You Can See When You Slow Down oleh Haenim Sunim. Aku akan berhenti sampai di sini karena aku jamin akan jauh lebih menarik dan bermakna jika dibaca halaman per halaman dengan pikiran dan hati yang menerima.
Comments